Minggu, 17 Maret 2002

Pizza Asli Rasa Ikan Laut

Tanggal : 17 Maret 2002
Sumber : http://www.korantempo.com/news/2002/3/17/Resto/66.html

Il Mare, sesuai dengan namanya yang berarti laut, mempunyai suguhan utama hasil samudera. Namun, karena menyandang label restoran Italia, di sini pula bisa ditemukan pizza yang konon dijamin asli.

Nuansa Italia langsung terasa begitu Anda memasuki restoran Il Mare yang berada di lantai dasar Hotel Mulia, Senayan, Jakarta. Tentunya, sesuai dengan labelnya sebagai restoran Italia. Penataan interiornya memang sangat mendukung suasana Italiano. Umumnya, para tamu menangkap kesan romantis sekaligus juga mewah.

Beberapa foto Italia tempo dulu berwarna hitam putih dipasang pada penyekat ruangan di bagian depan. Foto tersebut menggambarkan keadaan Italia zaman dahulu yang ternyata tidak jauh berbeda dengan keadaan Jakarta sekarang.

Seorang pelayan dengan pakaian khas Italia akan menyapa setiap pengunjung, lantas menuntunnya hingga sudut ruang yang dipilih. Menu makanan dan minuman yang tertulis dalam bahasa Italia yang panjang, langsung disodorkan dengan ramah. Tulisan menu itu cukup sulit dibaca. Maklum, tertera dalam bahasa asli. Kendati diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, beberapa jenis hidangan tetap saja sulit dimengerti.

Tak heran, jika para pelayan dengan sukarela menjelaskan secara singkat inti makanan tersebut kepada pengunjung. Misalnya saja, merluzzo dell'atlantico servito con salsa ai porri balsamico e pesto prezzemotalo. Dalam bahasa Inggrisnya, atlantic black cod on roasted leek sauce, balsamic dressing and parsley pesto, ternyata bahan dasarnya tidak lain ikan atau dalam bahasa Italianya pesci.

Di bagian tengah ruangan, akan dijumpai mini bar. Tampak berbagai jenis minuman khas Italia bersanding dengan minuman dari Amerika, Prancis, dan Australia. Di samping kiri ruangan, dipasang rak panjang dan disekat-sekat. Ada sekitar 280 sekat yang diisi oleh 280 macam anggur dari berbagai negara.

Di bagian dalam, yang merupakan tempat pembuatan pasta, secara terbuka sengaja dipajang puluhan botol minyak zaitun dari berbagai jenis merek. Ukuran dan bentuk si botol sangat artistik. Selain itu ada bermacam-macam pasta. Di sebelahnya dipajang dua lukisan, salah satunya bergambar gondola. Di tempat ini pula para pengunjung bisa menyaksikan langsung pembuatan pasta oleh koki-koki berpengalaman.

Ornamen khas Italia lainnya berupa meja bertaplak putih bersih, dinding berwarna krem dihiasi lukisan abstrak kaya warna, serta cermin besar dengan kain tipis. Setangkai bunga dan sinar lampu tempel yang keemasan, memberikan kesan romantis. Cocok bagi pasangan yang ingin menikmati candle light dinner.

Selama di dalam ruangan, terdengar alunan musik Italia klasik dari penyanyi terkenal seperti Luciano Pavarotti. Serasalah para tamu berada di Venesia, Italia. Khusus untuk Minggu siang, Il Mare menyuguhkan pemain piano tunggal, yang sekaligus jadi vokalis. Sedangkan malamnya, para pengunjung akan dihibur trio klasik yang bermain piano, gitar, dan biola.

Sesuai dengan lokasinya di hotel berbintang lima, yang datang pun dari kelas menengah ke atas. Hampir 45 persen orang asing, selain orang Italia, selebihnya ekspatriat Amerika dan Korea. Sedangkan pengunjung lokal, kebanyakan para pengusaha dan pengacara.

Menurut Manager Operasional Il Mare, Mugi Hardjo, biasanya restoran yang berkapasitas 154 orang ini lebih padat di malam hari. Untuk makan siang bisa disinggahi pada pukul 12.00 hingga pukul 14.30. Sedangkan saat makan malam pukul 18.00 sampai pukul 22.30.

Seperti namanya, Il Mare, yang berarti laut atau samudera, maka suguhan paling dominan berasal dari laut. Namun, diolah dengan gaya dapur Italia. Contohnya saja spaghetti all aragosta atau spaghetti lobster, yaitu spaghetti dengan udang lobster, saus tomat, dan bubuk cabai, yang enak dinikmati selagi panas.

Seni masakan Italia mempunyai ciri karakter tersendiri. Dan tidak banyak restoran Italia di Jakarta menyajikannya secara murni. Karena itulah Il Mare mencoba menyuguhkan yang orisinal. Untuk menyodorkan keaslian itu, Il Mare tidak segan-segan mendatangkan juru masak dari Venesia, Italia, Gabriele Noe. "Kalau pizza-pizza yang lain kan rasanya sudah dikombinasikan dengan lidah Indonesia. Tapi, Il Mare menyuguhkan rasa pizza asli," jelas Mugi.

Meskipun demikian, Il Mare juga mempunyai pizza yang dimodifikasi dengan makanan khas Indonesia, yaitu pizza rendang. Bayangkanlah, sebuah pizza panas yang di atasnya ditaburi rendang pedas, disantap dengan saus tomat dan ditaburi keju. Nikmatnya.

Pizza memang identik dengan Italia. Makanan ini pun di negeri asalnya sangat digemari. Tetapi, tidak semua orang Italia bisa memasak pizza karena memerlukan fasilitas pendukung, seperti oven dan tungku. Biasanya mereka yang memiliki alat seperti ini adalah kalangan menengah ke atas. Tak heran, pizza menjadi makanan kalangan tertentu. Masyarakat umum justru lebih memilih spaghetti all aragosta karena cara memasaknya sederhana dan saus serta bahan pendukungnya bisa disesuaikan dengan kemampuan setiap orang.

Seperti halnya di Indonesia, di Italia pun setiap daerah memiliki sajian khas yang berbeda. Memilih makanan pun disesuaikan dengan musim dan cuaca. Misalnya, di kawasan utara, lebih suka melahap spaghetti pada musim dingin. Sedangkan di saat yang sama, orang Italia selatan justru lebih suka makan pizza. Namun, pada dasarnya, baik warga selatan maupun utara, sama-sama menyenangi hidangan laut. siti marwiyah