Kamis, 30 November 2006

Indonesia Kuasai 31% Pasar Rumput Laut Dunia Pada 2007

Tanggal : 30 November 2006
Sumber : http://www.kapanlagi.com/h/0000146170.html

Kapanlagi.com
- Indonesia pada 2007 diprediksi menguasai sekitar 31% pangsa pasar rumput laut (Eucheuma dan Gracilaria) dunia.

"Sampai dengan tahun 2010, kontribusi Indonesia akan terus meningkat meski tidak terlalu menonjol. Tahun 2008 diprediksikan kontribusi Indonesia yaitu sekitar 32%, 2009 sekitar 34% dan 2010 sekitar 35%," kata anggota tim rumput laut Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi, Achmad Zatnika usai lokakarya Pengembangan Rumput laut Nasional, di Jakarta, Kamis (30/11).

Sementara untuk produk olahan rumput laut yaitu karaginan, Indonesia mampu menguasai pasar dunia sekitar 13% pada 2007, pada 2008 sekitar 13,7%, 2009 sekitar 14% dan 2010 sekitar 15%.

Achmad mengatakan dengan potensi yang dimiliki Indonesia, seharusnya kontribusi karaginan dan rumput laut nasional di pasar dunia dapat ditingkatkan, namun kendala yang dialami adalah standarisasi mutu dan keterampilan petani rumput laut.

"Karena permintaan rumput laut sebagai bahan baku sangat tinggi, petani tidak lagi mengutamakan mutu rumput laut. Rumput laut yang berkualitas adalah yang dipanen pada usia 45 hari, tetapi akibat permintaan luar biasa dari para pengumpul, mereka memanen lebih awal," katanya.

Ia juga mengatakan kendala yang dihadapi adalah, transfer teknologi yang sulit dan permodalan.

"Penguasaan teknologi kita kurang sehingga yang diperdagangkan petani hanya bahan baku saja dan bukan produk olahan. Adakalanya petani tidak memperhatikan pengolahan rumput laut yang paling dasar yaitu penjemuran dan tidak memperhatikan kemauan pasar," katanya.

Selain itu, petani rumput laut serta usaha mikro, kecil dan menegah (UMKM) masih kesulitan modal. Umumnya mereka tidak memiliki jaminan untuk mengajukan kredit pada bank.

"Jika kita mampu mengatasi masalah-masalah tersebut, maka rumput laut dan produk olahannya dapat menjadi produk unggulan negara kita dan mampu bersaing dengan pasar luar negeri," katanya.

Jumlah keseluruhan lahan potensi rumput laut yaitu sekitar 11.500 hektare.

Sementara itu, Direktur Usaha dan Investasi Ditjen Pengolahan dan Pemasaran hasil Perikanan, Stafril Fauzi mengatakan volume ekspor rumput laut selama 2000-2004 naik sebesar 19,83% dan perolehan devisa pada 2004 yaitu US$6,2 juta.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) 2004, volume ekspor rumput laut sekitar 50 ribu ton dengan nilai sekitar US$24,3 juta. Sedangkan ekspor agar pada 2004 yaitu 3 ribu ton dengan nilai sekitar US$6,2 juta dan ekspor alginate yaitu 6,2 kilogram dengan nilai sekitar US$14 ribu.

Negara produksi rumput laut yang menjadi pesaing Indonesia yaitu Filipina, Malaysia, Jepang, Amerika Serikat, Kanada, Eropa, India, Chili dan Madagaskar.