Jumat, 04 April 2008

Potensi Komoditas Unggulan Dinas Perikanan dan Kelautan Papua

Sumber : http://www.papua.go.id/ddpperik/Komoditas-Unggulan-Perikanan%202008-Papua.html

No

Komoditi Unggulan

Produksi / tahuh (ton)

Lokasi
(Kab / Kota)

Perikanan Laut

Perairan
Umum

Tambak

Laut


1


Rumput Laut




Biak


2

Kerapu




Kota Jayapura
Biak


3

Udang




Merauke


4

Nila




Kab Jayapura /
Kota Jayapura


5


Mas + Lele




Kab Jayapura /
Kota Jayapura, Nabire


6

Teripang




Yapen


7


Kepiting



Waropen
Timika

Aneka Produk Khas Papua

Sumber : http://www.papua.go.id/ddpperik/Produk-Ikan-Olahan%20-Khas%20Papua.htm


Pembuatan Ikan Asar

Bahan Baku

Bahan Pembantu

Ikan cakalang, deho, ekor kuning

Garam, Kayu bakar, Para-para

Prosedur Pembuatan :

  1. Ikan disiangi dengan membuang insang dan isi perut;
  2. Ikan ukuran diatas 1 kg dapat dipotong dua yaitu bagian ekor dan kepala;
  3. Buat irisan melintang untuk memudahkan pengasapan;
  4. Ikan yang telah disiangi kemudian ditabur garam 0,1 % dari berat ikan atau tanpa di garami.
Proses Pengasaran :
  1. Kayu dibakar hingga tinggal bara secara merata, siapkanPara-para kurang lebih 40 cm di atas bara api;
  2. Letakkan ikan di atas para-para dengan bara yang konstan Biarkan ikan selama 2-3 jam (suhu 90 – 120 ºC);
  3. Ikan dibalik dengan pengasapan yang sama;
  4. Setelah selesai, ikan dibiarkan pada suhu kamar, kemudian Dikemas dengan kertas koran.
  5. Ketahanan ikan antara 3 – 5 hari.


Pembuatan Pindang Kunyit

Bahan Baku

Bahan Pembantu

Ikan momar / kembung / banding

Garam, Kunyit, Dandang, Pisau

Prosedur Pembuatan :

  1. Ikan disiangi kemudian dicuci bersih dan ditiriskan;
  2. Rendam ikan yang telah disiangi. Masukkan kunyit sebanyak 5 % dari berat ikan;
  3. Susun ikan pada dandang maupun kuali yang dialasi saringan atau jerami kering;
  4. Masukkan air bekas perendaman hingga ikan terbenam;
  5. Tutup dengan daun atau penutup kuali dan berikan pemberat;
  6. Nyalakan kompor dan biarkan hingga airnya mongering;
  7. Setelah kering, ikan diangkat dari kuali dan ditiriskan;
  8. Siap dikemas atau dimakan.
  9. Ketahanan 2 – 3 hari.

Pembuatan Papeda Kuah Kuning

Olahan ini merupakan produk khas Papua yaitu sebagai pasangan dari papeda yang merupakan makanan pokok masyarakat pesisir Papua. Disebut kuah kuning karena olahan ini merupakan gulai berwarna kuah kuning akibat pemberian kunyit.

Bahan Baku

Bahan Pembantu

Ikan karang / kerapu 1 kg

Kunyit 200 gr

Tepung sagu basah

Lengkuas 2 cm

Jahe 2 cm

Cabe merah 5 buah

Garam secukupnya

Prosedur Pembuatan :

  1. Siangi ikan dan potong-potong dengan ukuran ikan disarankan 4 ekor / kg;
  2. Giling masing-masing bahan pembantu sampai halus;
  3. Dapat ditambahkan cabe bulat 5 buah yang masih utuh;
  4. Masukkan air 1,5 liter kemudian masukkan bumbu yang dihaluskan sampai mendidih;
  5. Masukkan ikan dan direbus sampai masak hingga berbentuk gulai;
  6. Daging ikan diusahakan setengah hancur.

Membuat Papeda :

  1. Cuci tepung sagu dengan merendam dalam air bersih, kemudian ditiriskan (lakukan pencucian 2-3 kali) agar bau sagu hilang, kemudian dituangkan dalam baskom;
  2. Didihkan air bersih, setelah mendidih, disiramkan pada tepung sagu secara perlahan sambil diaduk.
  3. Setelah tepung mengental dan berbentuk seperti lem, Penambahan air mendidih sudah cukup.

Cara Penyajian Papeda Kuah Kuning :

  1. Tuangkan 1 sendok besar kuah gulai ikan dalam piring;
  2. Sendok papeda (sagu) ke dalam piring berisi kuah ikan;
  3. Tambahkan daging ikan yang sudah dimasak;
  4. Siap untuk disantap dalam keadaan panas.

Pembuatan Kerupuk Ikan :

Bahan Baku

Bahan Pembantu

Ikan dilumatkan

Garam

Tepung terigu

Gula pasir

Tepung sagu

Vetsin

Prosedur Pengolahan :

  1. Daging ikan dilumatkan dengan grinder (molen);
  2. Tambahkan garam 1-2 % garam pada lumatan, 0,5-1 % gula, 0,7 % MSG aduk sampai homogen;
  3. Tambahkan air dingin 0,5 bagian dari berat adonan ikan.

Pembuatan Tajin

Perbandingan antara daging ikan dan tepung sagu 1 : 5.
Ambil tepung sagu sebanyak 112 % dari jumlah tepung kemudian larutkan dalam air dingin.
Tambahkan air mendidih sebanyak 2 kali dari jumlah air dingin, aduk dengan cepat sambil larutan tepung mengental menyerupai lem.

Pembuatan Adonan

  1. Campurkan tajin ke dalam adonan ikan kemudian diaduk dengan menggunakan tangan;
  2. sambil diremas tambahkan tepung sagu sedikit demi sedikit sampai homogen;
  3. cetak adonan dengan menggunakan cetakan atau bungkus dalam plastik panjang;
  4. lakukan pengukusan sampai masak, kemudian dinginkan.
  5. Potong / iris hasil kukusan berbentuk pipih tipis kemudian hasil irisan dijemur diterik matahari selama 2 hari.
  6. Setelah kerupuk kering, lakukan penggorengan pada suhu 200 ºC, sampai kerupuk mengembang sempurna.
  7. Siap dikemas atau dimakan.

Bia Kering

Bahan Baku

Bahan Pembantu

Bia (Kerang laut)

Kompor

Air bersih

Dandang / panci

Garam dapur

Para-para

Prosedur Pengolahan :

  1. Cuci bia dengan air bersih dan ditiriskan;
  2. nyalakan kompor dan panaskan air rebusan;
  3. masukkan bia dalam rebusan dan tambah garam;
  4. setelah cangkang terbuka / matang angkat bia dari rebusan;
  5. ambil daging dari cangkang kemudian dicuci.
  6. Tiriskan lalu dijemur di atas para-para.
  7. Bahan baku ini dapat diolah menjadi beberapa olahan :

Perhiasan dari Pesisir Sungai Martapura (2-habis) : Tonjolkan Kerajinan Manik-Manik Bermotif Asma A


Sumber : http://banjarkab.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=211&Itemid=10

Pe
ngrajin di kampung-kampung pesisir Sungai Martapura, tidak hanya didominasi kaum Adam, seperti pengrajin batu akik. Namun kaum Hawa di desa setempat juga memiliki keterampilan khusus, seperti membuat perhiasan dari manik-manik.

SUPIAN SUSANTO, Martapura

Di teras sebuah rumah dengan ukuran yang tak terlalu lebar, dekat tepian sungai Martapura, di Desa Pekauman, tampak seorang perempuan setengah baya duduk ditemani empat anak gadis. Mereka terlihat asik merangkai manik-manik menjadi berbagai macam bentuk kerajinan tangan.

Saat dihampiri perempuan setengah baya yang biasa dipanggil Ma Haji ini langsung menyapa penulis, sedangkan empat anak gadis tadi terlihat sedikit malu-malu begitu mengetahui identitas penulis.

“Banyak yang kami bikin, mulai dari barang yang kecil sampai yang besar. Tapi kebanyakan motifnya keagamaan, ” ujar Ma Haji

Diceritakan, kerajinan membuat barang dari manik-manik ini baru saja ia tekuni atau setelah usaha kerajinan yang berbahan buah pukaha sudah tidak begitu memberi keuntungan lagi.

”Dulu kami usaha pembuatan perhiasan dari pukaha, karena kurangnya peminat, ya....kami pindah usaha,” ujar Ma Haji

Kerajinan manik-manik yang sekarang dia tekuni, terlihat masih banyak peminatnya. Karena sampai sekarang, permintaan dari beberapa toko yang menjual kerajinan, semakin hari semakin bertambah. “Ya..setiap hari pesanan makin banyak sih, mungkin anak muda banyak suka, mungkin hasilnya menarik,” kata dia tersenyum.

Dalam menarik minat pembeli, Ma Haji membuat kerajinan yang beraneka macam, mulai dari yang disukai anak-anak sampai orang tua. Kerajinan tersebut berupa gantungan kunci yang bermotif asma Allah, sarung HP yang berbagai macam bentuk buat berbagai macam kalangan, sarung pena sampai tas tempat wanita yang juga bermotifkan asma Allah.

“Itulah ciri khas kita, ‘kan Kota Serambi Makkah jadi ingin kami tonjolkan, sedangkan harganya ya ....tergantung barangnya,“ tukas dia.*** Radar Banjarmasin

Selasa, 01 April 2008

Indramayu Kembangkan Fillet Lele

Tanggal : 01 April 2008
Sumber : http://www.trobos.com/show_article.php?rid=30&aid=1028


Indramayu (TROBOS)
. Guna menampung ikan lele yang tak laku dijual di pasaran akibat ukurannya yang terlalu besar, Pemda Kabupaten Indramayu berencana mengembangkan fillet (daging tanpa tulang) ikan lele.

AR Hakim, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu mengatakan, jumlah ikan lele yang ukurannya terlampau besar dalam satu siklus pemeliharaan cukup signifikan. “Target pembesaran ikan lele biasanya hanya sampai pada ukuran 8-12 ekor/kg. Tetapi ada juga yang meleset menjadi 5-6 ekor/kg. Jumlahnya bisa mencapai 30%,” ujarnya saat ditemui TROBOS beberapa waktu silam. Angka 30% tersebut akan menjadi sangat besar, karena kawasan pengembangan budidaya lele di kabupaten Indramayu mencapai lebih dari 500 ha.

Di sisi lain, permintaan pasar ikan berkumis ini sangat unik. Para pedagang hanya mau membeli ikan lele dengan ukuran 8-12 ekor/kg, dengan harga rata-rata mencapai Rp 10.000/kg. Sedangkan ukuran ikan lele yang lebih besar dari itu biasanya tak laku dijual, kalaupun laku hanya dihargai setengah dari harga ikan lele ukuran 8-12 ekor/kg.

Menurut Hakim, guna mengurangi kerugian yang harus ditanggung pembudidaya, pihaknya mengusulkan agar ikan lele tersebut dipelihara kembali sampai mencapai ukuran 1-2 ekor/kg, untuk kemudian diolah menjadi fillet. “Kita juga sudah mencarikan mitra yang akan menampung ikan lele bapukan (ukuran besar)”. Ikan lele ukuran 1-2 ekor/kg ini dibeli dengan harga BEP, yaitu sebesar Rp 7.000/kg. “Paling tidak, pembudidaya masih dapat untung 70% dari yang ukurannya sesuai dengan permintaan pasar,” imbuh Hakim. Saat ini fillet lele asal Indramayu sudah dijual ke pulau Batam, dengan harga mencapai Rp 13.000 – Rp 14.000 per kg.