Senin, 04 Juli 2005

Bandeng dan Udang Jadi Produk Unggulan Pangkep

Tanggal : 4 Juli 2005
Sumber : http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=113953

Hampir sebagain besar ikan bandeng dan udang atau dalam bahasa Makassar disebut juku bolu dan doang yang tersebar di pasar tradisional Kota Makassar, berasal dari Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep).

Pasalnya, potensi kedua hasil perikanan itu, hanya berkembang di daerah Pangkep yang jaraknya kurang lebih 50 km dari kota Makassar. Ikan bandeng dan udang asal daerah yang memiliki 117 pulau itu, banyak juga dijumpai di berbagai pasar tradisional di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), bahkan sampai ke Kalimantan.

Dengan potensi itu, berbagai kalangan menyebutkan bahwa Kabupaten Pangkep termasuk daerah penghasil ikan bandeng dan udang di Sulsel. Potensi yang ada itu merupakan karunia Allah yang diperuntukkan masyarakat Pangkep. Dari usaha pengelolaan ikan bandeng, tingkat kesejahteraan masyarakat mulai membaik, ini dibuktikan dengan banyaknya masyarakat melakukan ibadah haji dari hasil usaha tersebut.

Pejabat Bupati Pangkep, H. Basrah Hafid, SH mengungkapkan, sumber daya alam (SDA) di daerah yang dihuni 274.376 jiwa penduduk itu, memiliki karakteristik tersendiri dan sangat berpeluang untuk dikembangkan. Potensi SDA itu, katanya, terdapat di wilayah daratan, pegunungan dan kepulauan. Maklum, selain wilayah daratan dan pegunungan, kabupaten Pangkep memiliki ratusan pulau-pulau kecil.

Sektor perikanan, menurut Basrah Hafid, termasuk sektor yang cukup memberikan kontribusi besar terhadap kegiatan pembangunan Kabupaten Pangkep. Sektor itu, makin dipacu menjadi sektor andalan. Dipilihnya sektor itu, mengingat Kabupaten Pangkep memiliki perikanan darat yang cukup luas yakni tambak.

Produksi ikan bandeng dikelola di atas tanah tambak seluas 9.121 hektare (ha) dan produksinya mencapai 5.885 ton per tahun. Produksi udang windu berkisar 1.616 ton per tahun dan udang putih 16,8 ton per tahun.

Basrah mengungkapkan, sebagai daerah kepulauan, Pangkep memiliki potensi perikanan laut dan hasilnya sangat menggembirakan. Untuk memacu sektor tersebut, pihak Pemkab Pangkep membangun pilot project budidaya keramba di Pulau Liukang dan Tupabbiring. Komoditi yang dibudidayakan meliputi teripang, kerapu dan ikan bernilai ekonomi tinggi dan kegiatan keramba dimulai sejak tahun 2001.

Meskipun demikian, potensi lain tetap menjadi perhatian pemerintah setempat. Salah satunya adalah potensi industri yang meliputi industri hasil pertanian, kimia, logam dan aneka industri. Di Pangkep menurut Basrah yang saat ini menjabat Asisten III Pemprov Sulsel, kegiatan industri ternyata mampu menyerap tenaga kerja yang cukup banyak "Apalagi di daerah ini terdapat pabrik semen Tonasa dan marmer yang cukup besar di kawasan timur," ujarnya.

Selain potensi perikanan dan pertambangan, kabupaten Pangkep yang sebentar lagi akan dipimpin bupati baru hasil pemilihan kepala daerah (pilkada), terdapat potensi pertanian, khususnya tanaman pangan. Luas potensi ini, kata Basrah, mencapai 16.211,8 ha. Tanaman pangan ini cukup bersahabat dengan kondisi alam Pangkep , apalagi sarana irigasi teknis, setengah teknis dan irigasi desa cukup memadai. Tanaman pangan yang dibudidayakan meliputi padi, jagung, kacang tanah dan kacang ijo.