Selasa, 11 September 2007

DKP PACU PENGEMBANGAN TIGA KOMODITAS UNGGULAN

Tanggal : 11 September 2007
Sumber : http://www.dkp.go.id/content.php?c=4438

Dalam upaya mencapai keberhasilan program revitalisasi ini maka pembenahan serta pengembangan industri yang berbasis pada tiga komoditas, yaitu tuna, rumput laut dan udang perlu segera dilakukan oleh seluruh komponen baik pemerintah, stakeholders dan pihak terkait lainnya. Hal pokok yang menjadi dasar dari program revitalisasi karena ketiga komoditas tersebut memiliki prospek yang cerah baik di pasar dalam negeri maupun di pasar internasional. Demikian disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan, Freddy Numberi saat membuka Semiloka Pengembangan Industri Tuna, Udang dan Rumput Laut di Departemen Kelautan dan Perikanan (11/09/07).

Sistem perikanan tuna di Indonesia berkembang dengan pesatnya pada periode memasuki akhir tahun 1980-an semenjak diperkenalkannya pasar untuk tuna segar (fresh tuna). Perkembangan pasar ini yang mendorong berkembangnya perikanan long line dan teknologi ini disukai para nelayan Indonesia karena operasi penangkapan yang relatif pendek. Industri perikanan tuna juga dihadapkan beberapa permasalahan lain, seperti: peningkatan harga bahan bakar yang terjadi dalam beberapa bulan pada tahun 2005, sehingga banyak kapal-kapal yang akhirnya menghentikan operasinya karena tingginya biaya operasi penangkapan.

Sistem perikanan tuna diarahkan untuk meningkatkan nilai tambah dan ekspor komoditas tersebut. Oleh karena itu, strategi pengelolaan perikanan tuna akan diimplementasikan melalui tiga hal, yaitu peningkatan mutu dan keamanan produk, pengembangan produk dari produk-produk bernilai rendah ke produk-produk bernilai tinggi serta penguatan dan pengembangan pemasaran luar negeri. Issues yang dihadapi perikanan tuna diantaranya:revenue/Cost yang semakin rendah akibat catch rate yang semakin turun, fishing ground yang semakin jauh, masih berlakunya embargo ekspor tuna sirip biru selatan oleh kebijakan CCSBT, draft SK menteri tentang penangkapan di laut lepas, trend meningkatnya jumlah kapal longline yang berpindah fungsi menjadi kapal purse seine atau kapal penangkap cumi-cumi.

Sedangkan ditetapkannya udang sebagai salah satu komoditas perikanan yang harus ditingkatkan produksinya cukup beralasan, karena udang merupakan primadona ekspor hasil perikanan Indonesia yang usaha budi dayanya telah terbukti memiliki backward dan forward lingkage yang cukup luas bagi aktivitas ekonomi masyarakat. Menurunnya aktivitas usaha udang di beberapa sentra produksi beberapa tahun terakhir ini, telah membawa dampak yang cukup signifikan bagi menurunnya pertumbuhan ekonomi masyarakat di beberapa kawasan budi daya tersebut. Sebagai komoditas ekspor, udang masih memperlihatkan penampilan yang menggembirakan.

Terakhir adalah r umput laut dapat diandalkan untuk menghasilkan devisa negara dalam waktu yang cepat karena umur tanamnya relatif pendek, mudah dibudidayakan, investasi relatif kecil, teknologi sederhana, menyerap tenaga kerja, potensi lahan untuk budidaya yang luas, dan bersifat massal. Selama ini hasil produksi rumput laut Indonesia sebagian besar masih diperdagangkan sebagai bahan baku dan untuk itu perlu upaya untuk mengolah menjadi bahan lain yang bernilai lebih tinggi dan itu sedang dilakukan, agar nilai tambah yang dimiliki rumput laut dapat dimanfaatkan didalam negeri.

Terkait dengan adanya kebijakan penghapusan PPN 10 persen bagi bahan baku industri agrobisnis diharapkan pengembangan industri pengolahan rumput laut dapat meningkat. Untuk lebih mendayagunakan dan mengembangkan industri rumput laut Indonesia sehingga menjadi usaha yang terintegrasi dan handal mulai dari hulu hingga hilir serta berdaya saing tinggi, maka seluruh unsur yang terkait di bidang rumput laut baik pemerintah maupun swasta perlu dipadukan melalui penerapan strategi klaster rumput laut yang saat ini sedang mulai dilakukan di beberapa sentra rumput laut, Klaster rumput laut mempunyai pengertian saling sinergi antar beberapa komponen penunjang dari suatu industri perumput lautan, dibentuk dalam rangka mengindustrikan rumput laut untuk menghasilkan nilai produk yang kompetitif dipasar global.

Dalam upaya mendorong keberhasilan program revitalisasi kelautan dan perikanan Indonesia, maka sesegera mungkin dilakukan pembenahan dan pengembangan industri ketiga komoditas tersebut (udang, tuna dan rumput laut) serta mampu mendayagunakan segenap potensi ekonomi dari sector kelautan dan perikanan yang diharapkan tidak hanya mampu mengeluarkan Indonesia dari belenggu kemiskinan dan pengangguran, tetapi juga mampu mengantarkan Indonesia menjadi bangsa yang maju dan berdaya saing.