Senin, 14 Mei 2007

Tuna Jadi Komoditas Unggulan Kelautan Gunungkidul

Tanggal : 14 Mei 2007
Sumber : http://www.antara.co.id/arc/2007/5/14/tuna-jadi-komoditas-unggulan-kelautan-gunungkidul/

Yogyakarta (ANTARA News) - Ikan Tuna Yellow Fin masih menjadi komoditas unggulan sektor kelautan di Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

"Sejak tahun 2005 ikan Tuna menjadi komoditas ekspor utama dari sektor kelautan Gunungkidul, dan tahun 2006 produksinya mencapai 122,2 ton" kata Staf Produksi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Gunungkidul, Rahmat, di Wonosari, Senin.

Menurut dia, rumput laut juga merupakan salah satu produk laut Gunungkidul yang banyak diminta oleh pasar, sedangkan produksi rumput laut tahun 2006 mencapai 527,4 ton.

Ia mengatakan, jenis ikan yang juga menjadi andalan antara lain ikan Tongkol Komo, Tongkol Lisong, Tenggiri, Kembung, Bawal Putih, Tiga Waja, dan Pari.

"Sebenarnya banyak juga permintaan pasar yang menginginkan jenis udang jerbung dan keong, sedangkan lobster merupakan produk musiman yang banyak diminta oleh pasar di Surabaya dan Cilacap," kata dia.

Total produksi ikan selama tahun 2006 sebesar 1.118,8 ton atau senilai dengan Rp5.702.748.800,00

Menurut dia, Gunungkidul memiliki tujuh pelabuhan ikan, yaitu Sadeng, Baron, Wediombo, Siung, Drini, Ngrenehan, dan Gesing.

"Pelabuhan ikan yang terbesar dan menghasilkan produksi hasil laut paling banyak adalah pelabuhan di Pantai Sadeng," kata dia.

Ia menambahkan, pemerintah berencana unuk membangun pelabuhan ikan di Pantai Baron menjadi pelabuhan besar seperti Sadeng.

"Sekarang kami masih melakukan studi kelayakan terhadap rencana tersebut," katanya menambahkan. (*)

Rabu, 02 Mei 2007

DARI SEGENGGAM RUMPUT LAUT MENDULANG RUPIAH MELALUI APLIKASI TEKNOLOGI

Tanggal : 2 Mei 2007
Sumber : http://www.dkp.go.id/content.php?c=3916


Indonesia merupakan Negara maritime terluas di dunia dengan potensi sumberdaya kelautan dan perikanan yang sangat menjanjikan. Namun di pasar internasional dalam era globalisasi saat ini, ternyata Indonesia belum mampu berperan banyak. Daya saing produk yang merupakan kata kunci dalam persaingan global, belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh Indonesia. Daya saing produk dapat diciptakan melalui aplikasi teknologi yang tepat dalam pengelolaan dan pemanfaatan hasil perikanan dan kelautan. Masih minimnya pemahaman serta pemanfaatan teknologi serta masih kuatnya pola berpikir tradisional yang berorientasi pada padat karya dan teknologi rendah, menyebabkan daya saing produk Indonesia masih rendah dan Indonesia pun belum banyak beranjak dari posisi lebih banyak sebagai salah satu pangsa pasar dunia saat ini.

Salah satu hasil kekayaan kelautan di Indonesia adalah komoditas rumput laut, yang merupakan salah satu komoditas unggulan nasional. Hal ini mengingat 555 jenis rumput laut dapat tumbuh di perairan wilayah Indonesia. Rumput laut banyak ditemukan di lima (5) provinsi di Indonesia yaitu Bali, NTB, NTT, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara. Hingga saat ini sebagian besar produk ekspor rumput laut masih dalam bentuk basah atau kering, sehingga memiliki nilai ekonomi yang relative rendah. Sedangkan untuk keperluan industri non-pangan di dalam negeri, Indonesia masih mengimpor sebagian besar produk olahan rumput laut. Jumlah dan nilai produk ekspor rumput laut Indonesia tersaji pada Tabel 1 dan 2.

Tabel 1.Volume ekspor hasil perikanan utamaIndonesia (ton)

KOMODITAS
2001
2002
2003
2004
2005 *)
Udang
128.830
124.765
137.636
139.450
147.000
Tuna/Cakalang
84.205
92.797
117.092
94.221
124.780
Rumput Laut
27.874
28.560
40.162
51.011
63.020
Mutiara
22
6
12
2
10
Ikan Hias
2.682
3.514
3.378
3.516
4.010
Lainnya
243.503
316.097
559.504
614.158
560.960
Jumlah
487.116
565.739
857.784
902.358
909.770

Sumber : Ditjen Perikanan Tangkap DKP RI
*) Angka Perkiraan

Tabel 2. Nilai ekspor hasil perikanan utama Indonesia (USD 1000)

KOMODITAS
2001
2002
2003
2004
2005 *)
Udang 934.986 836.563 850.222 887.127 955.960
Tuna/Cakalang 218.991 212.426 213.179 243.937 316.500
Rumput Laut 17.230 15.785 20.511 25.296 39.970
Mutiara 25.257 11.471 17.128 5.866 19.980
Ikan Hias 14.603 15.054 15.809 15.809 20.440
Lainnya 420.832 479.054 526.693 602.798 624.149
Jumlah 1.631.899 1.570.353 1.643.542 1.780.833 1.976.999

Sumber : Ditjen Perikanan Tangkap DKP RI
*) Angka Perkiraan

Rumput laut merupakan bahan baku dari berbagai jenis produk olahan bernilai ekonomi tinggi untuk tujuan pangan maupun non pangan, yaitu : agar-agar, karaginan, dan alginate. Sebagai sumber gizi, rumput laut memiliki kandungan karbohidrat, protein, sedikit lemak, dan abu (natrium, kalium, fosfor, natrium, besi, yodium). Juga terdapat kandungan vitamin-vitamin yaitu A, B1, B2, B6, B12, dan C, betakaroten.

Selain digunakan untuk bahan makanan dan obat, ekstrak rumput laut yang merupakan hidrokoloid seperti agar, karaginan, dan alginat juga banyak diperlukan dalam berbagai industri. Rumput laut dimanfaatkan sebagai bahan penstabil, pengemulsi, pembentuk gel, pengental, pensuspensi, pembentuk busa, pembentuk film. Karaginan banyak dimanfaatkan oleh industri farmasi, kosmetik, makanan dan minuman, pet food, serta keramik.

Karaginan yaitu senyawa hidrokoloid yang merupakan senyawa polisakarida rantai panjang yang diekstraksi dari rumput laut jenis-jenis karaginofit, yaitu Eucheuma sp, Chondrus sp, Hypnea sp, Gigartina sp.

Tabel 3. Manfaat Agar, Karaginan dan Alginat

Pemanfaatan
Agar
Karaginan
Alginat

Makanan dan Susu

- ice cream, yoghurt , cream

- coklat susu, pudding instant

x

-

x

-

x

-

Minuman

- minuman ringan, jus buah, bir

Roti

-

x

x

x

-

x

Permen
x
-
x
Daging, ikan dalam kaleng
x
x
x

Saus, salad dressing

- salad dressing, kecap

-

x

x

Makanan diet

- Jelly, jam, sirup, puding

-

x

x

Makanan lain

- makanan bayi

-

x

x

Farmasi dan kosmetik

- pasta gigi, shampoo, obat

- bahan cetak gigi , salep

-

-

x

-

x

x

Ada pun pangsa pasar ke tiga produk olahan rumput laut tersebut tersaji pada Tabel 4, 5 dan 6 dibawah ini.

Tabel 4. Pasar agar-agar menurut pemanfaatannya di dunia (2001)

APLIKASI

VOLUME (Ton)

% ASE

Makanan

6.930

91

Bakteriologi

700

9

Total

7.630

100

Pasar menurut grade dan sumber bahan baku

Grade/Rumput Laut

VOLUME (Ton)

% ASE

Powder/Glacilaria

4.100

54

Powder/Gelidium

2.305

30

Batang/Glacilaria

250

3

Kertas/Glacilaria

275

4

Bacto/Gelidium

700

9

Total

7.630

100

Sumber : McHugh D.J.,2003

Tabel 5. Pasar karaginan menurut pemanfaatannya di dunia (2001)

APLIKASI

VOLUME (Ton)

% ASE

Dairy

11.000

33

Meat and Poultry

5.000

15

Water gels

5.000

15

PES food grade

8.000

25

Pasta gigi

2.000

6

Lainnya

2.000

6

Total

33.000

100

Sumber : McHugh D.J.,2003

Tabel 6. Pasar alginat menurut pemanfaatannya di dunia (2001)

APLIKASI

VOLUME (Ton)

% ASE

Makanan dan farmasi

10.000

33

Technical grades

20.000

67

Total

30.000

100

Sumber : McHugh D.J.,2003

Tabel 7. Volume ekspor rumput laut menurut Negara tujuan (ton)

NEGARA TUJUAN

1999

2000

2001

2002

2003

Hongkong

6.857,3

9.157,4

7.808,8

7.164,5

7.867,0

Spanyol

3.450,9

3.838,3

4.359,3

4.700,0

3.363,6

Denmark

3.147,6

2.573,5

3.953,9

3.947,8

4.499,0

USA

2.298,7

979,9

1.661,6

1.804,4

2.127,7

Perancis

3.572,3

1.216,6

1.617,0

1.832,7

1.355,0

China

805,9

1.211,6

1.603,0

4.186,9

9.337,0

Filipina

1.204,9

139,6

1.522,8

1.471,9

4.573,8

Chili

335,0

200,0

1.360,0

340,0

1.116,7

Inggris

369,7

806,2

713,7

499,0

400,0

Australia

105,0

294,0

380,1

349,0

255,6

Jerman

175,1

455,2

335,0

209,0

338,6

Jepang

437,5

305,2

187,7

178,9

391,7

Lainnya

2.324,5

1.895,8

2.371,1

1.875,8

4.536,0

Jumlah

25.084,4

23.073,4

27.874,6

28.559,9

40.162,7

Sumber : Statistik Ekspor Hasil Perikanan 2003

Tabel 8. Prediksi peluang pasar rumput laut

Jenis Bahan Baku

2006

2007

2008

2009

2010

Jenis Eucheuma

202.300

218.100

235.300

253.900

274.100

Produksi Luar Negeri

135.000

140.000

145.000

155.000

165.000

Peluang pasar

67.300

78.100

90.300

98.900

109.100

Jenis Glacilaria sp.

79.200

87.040

95.840

105.440

116.000

Produksi Luar Negeri

40.500

44.000

48.500

54.000

61.000

Peluang pasar

38.700

43.040

47.340

51.440

55.000

Sumber : Jana T. Anggadireja, Tim RL BPPT, 2005