Kamis, 01 November 2007

Rumput Laut Jadi Kertas------------ Alternatif Atasi ''Illegal Logging''

Tanggal : 1 November 2007
Sumber : http://www.balipost.com/balipostcetak/2007/11/1/e1.htm


Denpasar (Bali Post) -
Selama
ini pemanfaatan rumput laut di Indonesia masih terbatas terutama pada produk makanan. Belum ada upaya lebih lanjut untuk meningkatkan output budi daya rumput laut. Padahal jika ini dikelola dengan benar, ternyata banyak produk yang bisa dihasilkan dari salah satu hasil laut yang konon dapat dikembangkan di seluruh pesisir Indonesia ini. Salah satu hasil pengolahan rumput laut adalah kertas. Jika dikelola dengan skala besar, mampu meningkatkan taraf kehidupan masyarakat.

Hal tersebut dikatakan Director Pegasus Interbational Churl H You didampingi Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Prof. Dr. Martani Husaini di Denpasar, Selasa (30/10), usai pembukaan Seaweed International Business Forum and Exhibition di Hotel Inna Grand Bali Beach Sanur.

Dikatakan Chur, proses pemanfaatan rumput laut menjadi kertas itu sebenarnya tidaklah terlalu sulit. Apalagi ditambah siklus hidupnya yang terbilang cepat, yakni 45 hari. Sangat jauh berbeda jika yang diolah menjadi kertas itu kayu.

''Proses pengolahan kayu menjadi kertas menggunakan banyak macam bahan kimia berbahaya. Berbeda halnya dengan rumput laut yang tidak menggunakan bahan-bahan kimia itu tadi,'' ujar Churl sembari menambahkan, proses pengolahan itu di antaranya boilling process dan bleaching dengan menggunakan kaporit.

Dia berpendapat, jika kelak industri ini dapat dikembangkan secara massal, tidaklah mustahil pembabatan hutan dapat dikurangi. Terlebih lagi dengan maraknya kasus illegal logging saat ini. ''Ini sisi lain keuntungan yang dapat diraih dari pemanfaatan rumput laut. Hutan perlu waktu lama untuk pulih. Alternatif ini tentu memberikan solusi bagi pelestarian lingkungan hidup,'' tambahnya.

Potensial

Prof. Martani menyebutkan saat ini pemerintah sedang mengupayakan untuk melakukan kerja sama dengan pihak asing terkait pemberdayaan hasil budi daya rumput laut. Salah satunya seperti yang dilakukan dengan Churl. ''Industri semacam ini sangat potensial dikembangkan. Jika ini dapat dikembangkan lagi sebagai mass industry, diharapkan dapat menggerakkan ekonomi masyarakat pesisir yang tergolong miskin,'' katanya, sambil menyebutkan di Bali akan dibicarakan mengenai kerja sama mengenai hal tersebut.

Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan saat membuka forum tersebut mengatakan pengembangan rumput laut di Indonesia sangatlah memungkinkan untuk dilakukan. Sebab tidak terlalu rumit dan membutuhkan banyak dana. ''Tinggal bagaimana sekarang pihak pemda dan swasta memberdayakan cluster area yang sudah ada. Ditambah lagi peningkatan end product rumput laut yang selama ini baru dimanfaatkan untuk dijadikan makanan. Belum mengarah ke hal lain yang lebih menguntungkan,'' ujarnya. (ded)

Tidak ada komentar: