Senin, 09 Juni 2008

Peyek Jingking Makanan Khas Pesisir Bantul

Tanggal : 3 Mei 2008
Seorang teman bertanya — Masih ingat dengan peyek jingking? — ya, peyek (rempeyek) makanan khas pesisir pantai Bantul, Yogyakarta. Simbok-simbok penjaja peyek jingking ini banyak ditemui bila anda mengunjungi Pantai Parangtritis, Pantai Parangkusumo, Pantai Depok hingga Pantai Samas.

Soal rasa, pastinya renyah seperti jenis peyek lainnya. Saya sendiri sudah lupa kapan terakhir kali makan peyek jingking. Kalaupun berkunjung ke pantai biasanya sebagai fotografer amatiran, merekam suatu kegiatan seperti Perayaan Melasti yang lalu. Jarang membeli makanan khas pesisir itu, namun aktivitas penjaja peyek jingking tak luput dari bidikan kamera saya.

Lalu, apakah jingking itu? mengutip sebuah artikel :

Jingking adalah jenis binatang (hexapoda) yang hidup di pantai berpasir. Sumber setempat mengatakan bahwa jingking adalah anak kepiting pantai atau bayi kepiting yang besaran tubuhnya baru seukuran kacang hijau. Jadi, ketika binatang ini digoreng dalam adonan peyek wujudnya seperti peyek kacang kedelai.

Sedangkan undur-undur adalah binatang jenis udang-udangan yang juga termasuk hexapoda dengan tubuh sebesar ibu jari. Binatang ini mempunyai kulit punggung yang agak keras seperti kepiting. Namun daging binatang ini gurih dan putih kemerahan seperti daging udah atau kepiting. Rasa daging dari binatang ini juga gurih dan sedikit kenyal (persis daging udang).
Biasanya undur-undur diolah dengan cara dibuat rempeyek, digoreng seperti kacang bawang, atau dioseng-oseng. Undur-undur bisa diolah tanpa tepung karena bentuknya yang relatif besar dibandingkan jingking yang hanya sebesar kacang hijau. Jadi undur-undur bisa digoreng lepas seperti kacang mete atau kacang tanah.
Anda ingin mencoba rasa peyek jingking? Luangkanlah waktu, berwisata ke Pantai selatan Bantul, Yogyakarta.

Tidak ada komentar: