Senin, 18 Juni 2007

RUMPUT LAUT HASILKAN DEVISA DALAM WAKTU CEPAT

Tanggal : 18 Juni 2007
Sumber : http://www.depkominfo.go.id/portal/?act=detail&mod=berita&view=1&id=BRT070619093301

Jakarta,18/6/2007 (Kominfo-Newsroom) - Rumput laut dapat diandalkan untuk menghasilkan devisa negara dalam waktu yang cepat karena umur tanamnya relatif pendek, mudah dibudidayakan, investasi relatf kecil, teknologi sederhana, menyerap tenaga kerja, potensi lahan untuk budidaya yang luas, dan bersifat massal.

Sebagai komoditas ekspor untuk kebutuhan industri, maka penyediaan bahan baku yang konsisten dan berkesinambungan baik dalam mutu maupun jumlahnya akan menjadi kunci keberhasilan, kata Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Departemen Kelautan dan Perikanan, Martani Huseini di Jakarta, Senin (18/6).

Kualitas rumput laut sangat tergantung dari kondisi lokal dimana muatan lokal lingkungan akan mempengaruhi sifat kimia dan fisika yang terkandung didalam keinginannya.

Misalnya rumput laut di Sumenep berbeda kualitasnya dengan Takalar (Sulsel) dengan spesifikasi unggulan masing masing, hal ini tentunya perlu ditunjang dengan keberadaan kebun bibit unggulan. Dengan keragaman tersebut diharapkan Indonesia akan menjadi pusat rumput laut dunia.

Selama ini hasil produksi rumput laut Indonesia sebagian besar masih diperdagangkan sebagai bahan baku, dan untuk itu perlu upaya untuk mengolah menjadi bahan lain yang bernilai lebih tinggi dan itu sedang dilakukan, agar nilai tambah yang dimiliki rumput laut dapat dimanfaatkan di dalam negeri.

Terkait dengan adanya kebijakan penghapusan PPN 10 persen bagi bahan baku industri agrobisnis diharapkan pengembangan industri pengolahan akan lebih meningkat, katanya

Menurut Martani, untuk lebih mendayagunakan dan mengembangkan industri rumput laut Indonesia sehingga menjadi usaha yang terintegrasi dan handal mulai dari hulu hingga hilir serta berdaya saing tinggi.

Maka seluruh unsur yang terkait di bidang rumput laut baik pemerintah maupun swasta perlu disatupadukan melalui penerapan strategi klaster rumput laut.

Perlu adanya kerjasama dengan pemahaman yang sama terhadap pengembangan diantara stakeholders dengan stakeholder daerah, dan dinas terkait sudah selayaknya memberikan fasilitas seoptimal mungkin untuk mengembangkan rumput laut sebagai unggulan daerah.

Sementara Kasubdit Informasi Usaha dan Investasi Ditjen P2HP DKP Anny Kustantini mengatakan, Ditjen P2HP DKP tengah menerapkan konsep klaster rumput laut di beberapa sentra rumput laut, Klaster rumput laut mempunyai pengertian saling sinergi antar beberapa komponen penunjang dari suatu industri perumput lautan, dibentuk dalam rangka mengindustrikan rumput laut untuk menghasilkan nilai produk yang kompetitif dipasar global.

Tingkat keberhasilanya tergantung dari beberapa faktor kunci yaitu terciptanya kemitraan dan network, adanya inovasi, riset dan pengembangan SDM yang handal serta lokasi klaster.

Pengawasan bibit, masa panen, cara panen, peningkatan nilai tambah melalui pengolahan, jaminan pasar bahan setengah jadi akan dikelola dengan system terpadu, para pedagang yang biasanya berperan sebagai tengkulak akan disertakan sebagai prosesor dengan memanfaatkan peralatan dan pelatihan dari pemerintah.

Petani akan memperoleh bagian dari hasil panennya secara mingguan untuk mencegah panen sebelum waktunya. Industri penghela yaitu industri penghasil Semi Refined Carragenan/SRC, yang akan mengekspor produknya akan mendapat jaminan bahan baku baik secara kuantitas maupun kualitas, dimana dengan terjaminnya kualitas maka 50 persen peluang pasar telah terjamin. (T.Bhr/toeb/c)

Tidak ada komentar: