Senin, 31 Maret 2008

Potensi Perikanan Kota Bau-Bau


Sumber : http://www.baubau.go.id/perikanan.php?id=potensi1

Meskipun secara kewilayahan Kota Bau-Bau hanya memiliki luas wilayah lautan sebesar 200 mil, namun demikian potensi perikanan yang berasal dari daerah sekitar (khususnya Kabupaten Buton) terakumulasi di Kota Bau-Bau, baik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat lokal maupun untuk kebutuhan ekspor. Berbagai jenis hasil produksi perikanan yang terakumuiasi di Kota Bau-Bau seperti ikan oseanik (Pelagis Besar) yaitu ikan tuna, cakalang, ikan pelagis kecil yaitu ikan julung-julung Iayang, kembung, ikan demersal yaitu ikan sunu, kerapu, kakap, boronang, ekor kuning, lobster, pari dil serta hasil laut lainnya separti cumi-cumi pulpen, teripang, kerang-kerang (biota laut), benur, Eucheuma, Spinosum dil.

Berdasarkan kondisi dan potensi sektor perikanan di Kota Bau-Bau, hasil produksi perikanan pada tahun 2006 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2005, dimana sektor perikanan tahun 2006 mencapai 6.030 ton turun 52,82% dibandingkan dengan tahun 2005 mencapai 12.780 ton.


Potensi Unggulan Sektor Perikanan :

A. Budidaya Tambak (Fishpond)

Potensi areal tambak salah satunya berada di Kecamatan Bungi. Secara keseluruhan hasil produksi belum mampu melayani kebutuhan masyarakat, disamping itu pelayanan benih masih disediakan oleh Hacchery milik Pemda Sultra yang berlokasi di Kendari sehingga petani harus mendatangkan benih dari beberapa lokasi pembenihan di Sulawesi Selatan, sehingga masih dibutuhkan pembangunan Hatchery untuk dapat menyediakan benur yang diperkirakan sebesar 60.000.000 ekor setlap musim tanam.


B. Budidaya Mutiara

Ada 2 (dua) jenis mutiara yang kini dibudidayakan dan berkembang di Kota Bau-Bau yaitu mutiara jenis Pinctada maxima yang menghasilkan mutiara bundar (round pearl) dan mutiara jenis Pteria Penqu yang menghasilkan mutiara blister (Haft Pead). Jenis yang pertama diusahakan PT Tiara lndo Pea sebuah perusahaan PMA dari Jepang. Sedangkan jenis yang kedua selain diusahakan oleh Perusahan Nasional (CV. Selat Buton) juga banyak dibudidayakan oleh para petani setempat.


C. Pengolahan rumput laut

Pesisir laut Daerah Kota Bau-Bau merupakan penghasil rumput laut jenis Euchema Cottoni, volu perdagang dari rumput laut produksi budidaya di Kota Bau-Bau yang dikirim ke Surabaya dan Makassar tahun 1998 sebanyak 1.649 ton. Untuk mendapat nilai tambah bagi daerah, diharapkan produk yang dikirim keluar daerah sudah tidak lagi dalam bentuk rumput laut kering, tetapi sudah melalui proses pengolahan menjadi barang setengah jadi.


D. Cold Storage

Produksi ikan cakalang di daerah Kota Bau-Bau dari tahun ke tahun menunjukan peningkatan yang cukup berarti, seiring dengan perkembangan jumlah kapal-kapal pole dan line penangkap cakalan Disamping ikan cakalang, ikan-ikan ekonom penting lainnya pun tidak kalah dengan jumlah produksi, separti ikan layang dan jenis-jenis ikan karang tertentu. Melihat kepada keberadaan volume produksi ikan Kota Bau-Bau ini, diantaranya Perusahaan perikanan PT. PERKEN (anak perusahaan PT. BONECOM) yang sudah beroperasi dari tahun 1991. Disamping itu masih ada yang menampung ikan di Kota Bau-Bau walaupun hanya menggunakan kapal-kapal carrier atau chill room darat, yaitu PT. WOLIO ANEKA TUNA dan beberapa perusahaan lainnya. lkan cakalang hasil tangkapan para nelayan di Kota Bau-Bau selain diperdagangkan dalam bentuk basah dan beku, juga dalam bentuk olahan berupa ikan kayu (ikan fufu, dried bonito) dan telah berhasil melakukan ekspor ke negara Jepang. Saat ini ada 2 (dua) Perusahaan Pengolahan ikan kayu di Kota Bau-Bau yaitu PT ARAHON INDAH dan CV. OME TRADING Co.

Tidak ada komentar: